"Kita telah meneguhkan komitmen-komitmen untuk memperbaiki alokasi sumber daya dan anggaran yang proporsional untuk air bersih," kata Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Puan pun menekankan pentingnya terobosan untuk ketahanan air demi kemakmuran masyarakat dunia. Ia mengatakan, telah berhasil dibahas poin-poin penting untuk rekomendasi sejalan dengan tema WWF ke-10 dalam pertemuan parlemen.
Temanya adalah Mobilizing Parliamentary Action on Water for Shared Prosperity yang berarti air untuk kesejahteraan seluruh manusia tanpa terkecuali.
"Bersama-sama kita sepakat untuk menjadikan isu air sebagai agenda prioritas parlemen di negara kita masing-masing dan juga pada tingkat global," ujar Puan.
Puan mengajak seluruh multipihak terkait bersama-sama memperkuat komitmen untuk menyediakan air bersih tanpa status sosial, agama, dan ekonomi.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian mengatakan negara-negara di dunia perlu menegaskan kembali komitmennya terhadap ketahanan air.
“Saya yakin bahwa kita semua memiliki komitmen dan dukungan yang sama untuk mencapai ketahanan air dalam menghadapi tantangan saat ini dan masa depan. Kolaborasi antarpemerintah sangat penting untuk mengarusutamakan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di semua tingkatan,” kata Mendagri saat memimpin forum pertemuan tingkat menteri.
Tito menekankan, akses terhadap air minum yang bersih dan aman bukan hanya sekedar Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi merupakan landasan kesehatan, martabat, dan kesejahteraan masyarakat.
“Mari kita tegaskan kembali komitmen kita untuk menjadikan air minum bersih dapat diakses oleh semua orang, melalui inovasi dan kolaborasi,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memaparkan bahwa forum air terbesar di dunia tersebut harus menjadi momentum negara-negara di dunia untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dengan berbagi pengetahuan, mendorong solusi inovatif, dan mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.
“Ini untuk meneguhkan komitmen dan merumuskan aksi nyata terkait pengelolaan air inklusif dan berkelanjutan,” ujar Jokowi.
Hal ini dikatakan Presiden RI, karena air memegang peran penting dan sentral bagi kehidupan umat manusia. Bahkan begitu pentingnya hingga air disebut sebagai the next oil di masa depan.
Untuk itu, Indonesia mengangkat empat inisiatif baru, yaitu penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Kawasan Asia Pasifik untuk ketahanan air dan iklim, tata kelola air yang berkelanjutan di negara-negara pulau kecil, dan penggalangan proyek-proyek air untuk memastikan komitmen politik kita menjadi aksi nyata.
“Air bukan sekadar produk alam, tetapi produk kolaborasi yang saling menghubungkan dan mempersatukan kita. Preserving water is our collective responsibility,” pungkas Presiden Jokowi.